Mencarijodoh lewat aplikasi memang memiliki risiko tersendiri. Namun, bukan berarti hal itu menjadi mustahil, ya, Bela. Banyak juga kisah sukses pasangan yang menemukan jodohnya lewat aplikasi online dating. Salah satunya kisah cinta seorang pengguna Tinder, Neelam Naden, yang berjodoh dengan laki-laki asal Prancis bernama Julien Malaise.Gue suka banget chatting sama orang-orang asing. Apalagi kalau mereka asalnya dari luar negeri. Selain ngelatih bahasa inggris, bisa juga jd sarana untuk membuka wawasan. Gue jadi tau kalo dunia itu isinya macem-macem. Dan kebanyakan adalah hal-hal yang nggak pernah kita pikirkan sebelumnya. Sejak SMA gue udah suka chatting-chatting random. Waktu SMA dulu gue pake Hanashi messenger. Aplikasi khusus buat yang make hp Sony Ericsson. Kita bisa ngobrol langsung sama orang-orang di seluruh dunia yang kebetulan lagi buka hanashi juga. 80% orang yang gue temui saat itu adalah orang India. Gue heran kenapa bisa ketemu orang India sesering itu. Padahal gue udah nyoba untuk chatting di berbagai waktu, pagi, siang, sore, malam, dini hari. Entah karena emang banyak orang India yang doyan chatting atau karena emang nasib gue aja yang gitu. Gue ketemu sama banyak tipe orang, mulai dari yang asik sampe yang ngeselin. Ketika ketemu sama orang yang asik, gue sering lupa waktu dan tau-tau jempol gue udah kapalan dan agak keseleo aja. Maklum, jaman segitu hp gue masih bertombol 12 biji untuk ngetik. Sebagai anak SMA yang lugu gue selalu shock kalau ada yang ngajakin sexting atau minta-minta foto telanjang gue. Lo pikir gue cewek apaan -_- Gara-gara sering digituin orang, gue jadi males sendiri buat chatting random. Baru beberapa minggu belakangan akhirnya gue iseng lagi main-main random chat pake aplikasi ChatNOW. Gue udah siap mental kalo bakalan ketemu orang india. Dan benar saja… untung dia ga rese dan lumayan asik. Dalam semalam gue berhasil temenan sama 4 orang India yang semuanya minta lanjut wasapan. Besok paginya gue iseng lagi. Kali aja nemu temen dari negeri lain. Akhirnya ketemu. Doski dari Pakistan. Karakter dia nampol banget di gue. Sampe 4 orang India itu jadi gue cuekin. Hahahaha Mungkin karena dia berkeyakinan sama kayak gue, jadi dia lebih ngerti sama prinsip hidup gue dan nggak bakal ngajakin sexting ga jelas. Gue nggak perlu repot-repot ngejelasin ke dia kenapa nggak mau sexting. Lagian dia juga ga pernah ngajak. Hahaha. Seperti layaknya orang-orang LDR, gue harus rela begadang kalo mau ngobrol sama dia. Dia juga harus rela bangun pagi-pagi kalo pengen nggak gue tinggal tidur pas malam. Kkkk. Yeah, we sacrifice our time to sleep. Gue ngerasa kayaknya kenalan sama bule lebih gampang daripada kenalan sama orang lokal. Mungkin karena gue ngerasa lebih diterima aja kali ya… kita sering bercandaan mulai dari yang garing sampai yang gombal abis. Kita juga lumayan sering curhat-curhatan. Makin ke sini kayaknya gue jadi agak kebablasan nih… gue jadi sering kangen sama mas yang satu ini. Ketika dia ngechat gue jadi berasa berbunga-bunga. Kyaaaa~ mampus lo! Padahal kita sama-sama tau kalo untuk bersatu itu susah dan kemungkinannya tipis karena kita masih sama-sama sibuk membangun pondasi masa depan kita. Jadi ya kita cuma berani temenan aja. Yang konyolnya nih, papi gue nuduh dia anak ISIS, trus mami gue sampe takut gue bakal dibawa dia ke negaranya. Absurd abis… Saran gue buat kalian yang sering chatting-chatting dengan bule, berhati-hatilah. Karena nggak semua bule itu keren, mereka sama aja kayak kita. Ada yang brengsek, ada juga yang asik. Lalu, kalau sampai keterusan menaruh hati ke dia, pikirkan juga konsekuensinya kayak gimana. Yakin kuat LDR-an? Yakin nggak dibohongin? Yakin kamu cuma satu-satunya?? Hahaha. Gara-gara mas ini, gue jadi suka baca-baca pengalaman orang-orang yang punya pasangan bule dan udah menikah. Kayaknya emang asik dan penuh tantangan, tapi tetep aja perlu pengorbanan besar untuk bisa bersatu sampai ke pernikahan. Bahkan kalian juga bakal kehilangan sebagian hak sebagai warga Negara Indonesia ketika menikah sama bule. Yeah gitu deh… konsekuensinya lumayan berat. Tapi kalau udah sama-sama cinta mah gampang… hahaha Pertamatanya tentang wisata di India. Rencananya mau travelling ke India. Tanya tentang emak yang tinggal di India. Ujung ujungnya, datang ke India buat ketemuan dengan sang pujaan hatinya. Arjuna sang pemanah asmara yang asli orang India. Emak nggak masalah, toh itu urusan pribadi mereka. Pernah nggak kamu nemuin konten vlog yang ngata-ngatain kejorokan orang India? Terus reaksi kamu gimana? Merasa bersyukur tinggal di Indonesia karena tidak sejorok di India?Saya sih waktu liat konten seperti itu langsung inget temen saya. Teman saya merupakan seorang KPoper sejati. Dan sebagai KPoper sejati, ia sampai pernah liburan ke Korea dengan uang gajinya yang ditabung sana, selain mendapati pemandangan kota yang bersih, cantik, dan modern, teman saya juga menemukan beberapa hal kurang mengenakkan. Salah satunya adalah stereotip dari beberapa oknum orang Korea yang menganggap Indonesia itu negara miskin dan sih negara kita masih miskin, huhuhu. Tapi, efek dari pandangan itu adalah pemahaman kalau tingkat kebersihan di Indonesia jauh di bawah Korea Selatan. Lagi, emang ini bener. Soal kebersihan, kita masih tertinggal jauh dari Korea. Wong, air keran saja di sini tidak bisa diminum langsung. Sedangkan di sana?Tapi, kalau diketawain gara-gara ini, kebanyakan dari kita pasti sakit hati. Coba kamu bayangin, Oppa-oppa Korea bikin konten reaksi soal penjual kaki lima di Indonesia yang kurang bersih menurut standar mereka. Coba kamu bayangin eonni-eonni Korea teriak “Iyuh, jijik!” abis liat penjual makanan tradisional di pasar-pasar kamu baca komentar netizen Korea yang “bersyukur tidak tinggal di Korea.”. Kamu baca komentar orang Korea yang menjelek-jelekkan Indonesia. Apa perasaanmu waktu ada konten seperti itu? Bahagia? Kagum?Saya yakin banyak di antara kita yang sakit hati. Saya yakin banyak di antara kita yang langsung jadi anti Korea. Dan saya yakin, konten seperti itu bakalan diserbu sama netizen Indonesia yang ngata-ngatain Korea Selatan sebagai negara plastik!Tapi kenapa dengan kondisi seperti ini, masih ada saja di antara kita yang sok-sokan ke India? Nggak sedikit konten yang nampilin reaksi orang Indonesia jijik dengan cara penyajian makanan tradisional di India. Setelah itu, di kolom komentar, orang-orang Indonesia bersorak-sorak bilang “bersyukur tinggal di Indonesia, bukan India.”Haduh, haduh. Bikin konten emang nggak gampang. Apalagi bikin konten yang jumlah tayangannya banyak. Ada vlogger yang sampai melakukan prank aneh-aneh, nyanyi lagu yang ajaib, sampai melakukan sesuatu yang bikin orang gemes pengen pun sama kasusnya dengan bikin konten yang isinya “reaksi jijik” ke kejorokan orang India. Tapi mbok ya kita mikir lebih jauh. Macam mana kalau orang Korea atau orang bule bikin konten serupa seperti di negara kita? Pasti sakit hati, kan?Orang India juga punya perasaan lho. Dan mereka menjadi seperti itu, karena tingkat ekonominya yang belum baik. India sendiri adalah negara yang jauh lebih besar dari Indonesia. Jumlah penduduknya hampir 1 milyar dan memang tidak mudah mengurus orang sebanyak lebih dari sekadar penjual makanan tradisional jorokKalaupun kita mau bikin konten soal India, ada banyak banget kok video yang bisa dibikin tanpa menjelek-jelekan negara itu. Apalagi, Indonesia dan India punya sejarah yang panjang. Sejak masa lalu, kebudayaan India telah memengaruhi sebagian kebudayaan Indonesia, terutama di Indonesia bisa bikin reaksi soal kemiripan bahasa antara Indonesia dan India. Kemiripan adat dan istiadat antara keduanya. Sampai vlog pengalaman travelling di negeri Bharat juga bisa bikin konten soal diaspora yang tinggal di Indonesia. Di Sumatra Utara, misalnya. Di provinsi tersebut, jumlah orang keturunan India lumayan banyak. Dari kuliner sampai budaya sebagian daerah Sumatra Utara pun terpengaruh dengan warga keturunan yang tidak sedikit sendiri punya kenalan orang keturunan India yang tinggal di Medan. Jadi waktu saya lihat video-video soal kejorokan India itu, saya merasa tidak enak dengan kawan saya. Memang kawan saya sekarang sudah bukan orang India. Tapi, bagaimanapun juga dia pasti memiliki ikatan batin dengan negara asal dari itu,buatlah konten yang tidak menyinggung orang lain. Stop bikin konten rasis cuma demi tayangan. Sebab kalau kita sendiri yang dirasisin, kita juga pasti marah, kan?BACA JUGA Petty Cash Kecil-Kecil Cabai Rawit dan tulisan Ningsih Mojok merupakan platform User Generated Content UGC untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di diperbarui pada 5 Agustus 2020 oleh Rizky Prasetya Jika ada subjek yang tidak Anda kenal, jujur saja dengan orang itu dan 9 dari 10 kali mereka akan mengajari Anda tentang hal itu," kata pengusaha Michael Wong. "Ini membantu jika Anda menunjukkan minat yang sehat dan berusaha mengikuti apa yang dikatakan agar selalu ada interaksi yang membangun."
- Aplikasi pesan instan memang memudahkan orang untuk berkomunikasi, tapi beberapa hal berikut ini wajib diperhatikan. Pasalnya, kemudahan bertukar pesan, berkas, dan foto atau video kadang menimbulkan kesalahpahaman karena kekeliruan mengetikkan kata dan menggunakan adalah pesan yang dikirimkan tidak dapat dimengerti oleh penerima pesan, bahkan risiko yang terburuk dapat menyinggung perasaan orang lain. Baca juga 7 Etika Chat di Tempat Kerja agar Tak Ditegur Bos Lebih parahnya lagi, pesan yang dikirimkan melalui aplikasi pesan instan menyebabkan permasalahan hukum karena kata-kata, foto, atau video yang dinilai tidak senonoh. Etika chatting dengan orang lain Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan ketika bertukar pesan dengan orang lain, ada beberapa tips yang wajib diperhatikan supaya chatting terasa nyaman. Supaya lebih paham, simak yang berikut ini. 1. Berpikir sebelum mengirim pesan Ada yang mengatakan bahwa orang sebaiknya berpikir dahulu sebelum bertindak. Anggapan ini agaknya sesuai dengan etika chatting yang baik dengan orang lain. Hal tersebut penting untuk diperhatikan lantaran setiap pesan yang dikirimkan menggambarkan seperti apa si pengirim pesan dan ini jarang disadari. Meski orang mengirim pesan satu arah dengan teman, mereka sebaiknya membedakan hal ini ketika chatting dengan teman kerja, klien, atau atasan. Maka dari itu, penting untuk mempertimbangkan siapa orang yang diajak chatting supaya pesan yang dikirimkan dapat diterima dengan baik dan dimengerti. 2. Berkomunikasi dengan jelas Penting untuk memastikan orang yang diajak chatting tidak bingung dengan pesan yang mereka terima untuk meminimalisir kemungkinan salah paham. Baca juga 5 Etika Chat Mantan Supaya Pesanmu Tidak Cuma Dibaca Berkomunikasi dengan jelas sangatlah penting bagi mereka yang membangun hubungan bisnis dengan orang lain supaya tidak kehilangan peluang. Supaya hal tersebut tidak terjadi, pertimbangkan pesan yang sudah dikirimkan sebelum dikirimkan kepada orang lain. 3. Segera balas Menjadi orang yang fast respons memang melelahkan, tapi tak ada salahnya membaca dan membalas pesan dengan cepat karena hal ini menunjukkan perhatian kepada penerima pesan. Jika pesan yang diterima belum semapt dibalas karena suatu alasan, beri tahu penerima pesan mengapa chat mereka tidak segera dibalas -termasuk meminta Hati-hati menggunakan emoji dan simbol Menggunakan emoji atau simbol tertentu membuat ruang chatting menjadi lebih nyaman karena satu sama lain bisa mengekspresikan perasan mereka. Tapi, alangkah baiknya emoji atau simbol tidak dikirimkan secara sembarangan supaya tidak "mengotori" kolom chat dengan pesan yang tidak perlu. Hal tersebut wajib diperhatikan siapa pun, terlebih ketika mereka berususan dengan klien untuk kepentingan bisnis. 5. Minta konfirmasi Tidak sedikit orang yang merasa sakit hati apabila pesan panjang yang mereka kirimkan hanya dibalas secara singkat oleh penerima pesan. Namun, jangan tersinggung apabila orang yang diajak chatting hanya mengirimkan pesan berupa "ya", "ok", "bisa", "sebentar", atau "siap". Baca juga 7 Etika Chat agar Tak Di-Ghosting Gebetan Pesan seperti itu kemungkinan menunjukkan penerima pesan yang sedang sibuk sehingga tidak memiliki banyak waktu untuk membalas pesan yang diterima. Supaya lebih paham dengan maksud penerima pesan, tak ada salahnya meminta konfirmasi jika dibutuhkan, dengan cara menelepon atau bertemu langsung. 6. Bersabar Bertukar pesan di aplikasi pesan instan sebaiknya diperlakukan sama ketika ngobrol dengan orang lain, termasuk cara mengirimkan pesan. Jangan sampai pesan yang dikirimkan terlalu banyak sehingga mendominasi kolom chat dan orang yang diajak berkomunikasi tidak mempunyai kesempatan untuk membalas. Karena alasan itulah penting untuk memberi ruang bagi orang lain yang diajak chattingan supaya mereka bisa membalas dan kirimkan pesan secukupnya. 7. Ketahui kapan harus mengakhiri chatting Ngobrol melalui aplikasi pesan instan tidak jauh berbeda dengan komunikasi verbal atau tertulis laiinya. Baca juga 5 Etika Chat yang Baik di Grup WhatsApp agar Kamu Tidak Di-kick Jadi, bersikaplah tanggap ketika orang lain memberi kode untuk menyudahi chatting dan jangan memaksa mereka untuk melanjutkan komunikasi -apalagi nge-spam. Jika tidak berhati-hati, salah satu orang dapat membuat dirinya sendiri malu bahkan menyebabkan kebingungan dan rasa tersinggung jika salah mengirimkan pesan. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
SHARE> Pacaran Sama Orang India , Benarkah Mitos Org India itu bau Ketek? TS asdwar . 20-03-2016 15:23 . Kaskus Addict Posts: 2,300. View first unread Pengalaman yg unik buat ane dan sekaligus menegangkan. Pd akhirnya waktunya kita berpisah , ane gk nganterin ke bandara , krn ane tkut sedih aj , doi jg maklumin, setelahnya kita wassappan